Kamis, 15 Maret 2012

Resume : PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK




TUGAS RESUME
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
DI BUAT OLEH

R
I
A
N 

S
E
P
T
I
A
N

NIM 2009 141 072
Kelas Ib

Dosen :
Ibu Dra.Hj.Zahara Zam, M.Pd




Jum’at,23 oktober 2009

Bab I
KARAKTERISTIK DAN PERBEDAAN INDIVIDU

A. Individu dan karakteristiknya
Untuk memahami karakteristik individu tersebut perlu dipahami dulu apa yang dimaksud dengan individu.
1.  Pengertian Individu
Manusia adalah makhluk yang dapat di pandang dari berbagai sudut pandang. Manusia sebagai makhluk yang berfikir “homo sapiens”, makhluk yang berbentuk “homo faber”, makhluk yang dapat di didik “homo educandum” dan seterusnya.
Uraian tentang manusia dengan kedudukannya sebagai peserta didik, harus menempatkan manusia sebagai pribadi yang utuh. Dalam kaitannya dengan pendidikan, akan lebih ditekankan hakikat manusia sebagai kesatuan sifat makhluk individu dan makhluk sosial, sebagai kesatuan jasmani dan rohani, dan sebagai makhluk tuhan.
Perkembangan potensi-potnesi dapat dibantu oleh guru, orang tua dan masyarakat untuk memanfaatkan kapasitas dan potensi yang dibawanya dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan.  
Sejak lahir, bahkan sejak didalam kandungan ibunya, manusia merupakan kesatuan psikofisis atau psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan digunakan untuk menyatakan perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis. Dan istilah perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani dan aspek sosial.
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Bila dicermati kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kebutuhan utama atau primer dan kebutuhan kedua atau sekunder. Dengan perkataan lain, pertumbuhan fisik senantiasa diikuti perkembangan aspek kejiwaan atau psikisnya.

2.  Karakteristik Individu
Setiap individu memiliki ciri dan sifat atau karakteristik bawaan (heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh lingkungan. Karakteristik keturunan bisa berupa faktor biologis dan faktor sosial psikologis. Kepribadian terbawa pembawaan (heredity) dan lingkungan, keduanya merupakan faktor yang membentuk karakteristik individu.
Nature dan nurture merupakan istilah yang biasa digunakan untuk menjelaskan karakteristik-karakteristik individu dalam hal fisik, mental, dan emosional pada setiap tingkat perkembangan.
B.  Perbedaan individu
Dari berbagai macam aspek perkembangan individu dikenal dua fakta yang menonjol, yaitu : 1. semua manusia mempunyai unsur-unsur kesamaan di dalam pola perkembangannya dan 2. didalam pola yang bersifat umum dari apa yang membentuk warisan manusia secara biologis dan sosial, tiap-tiap individu mempunyai kecenderungan berbeda.
Sifat individual adalah sifat yang berkaitan dengan orang perseorangan, berkaitan dengan perbedaan individual perseorangan. Perbedaab ini disebut perbedaan individu atau perbedaan individual.
1. Bidang-Bidang Perbedaan
Upaya pertama yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan indivisu, sebelum dilakukan pengukuran kapasitas mental yang mempengaruhi penilaian sekolah, adalah menghitung umur kronologi.
Umur kronologi, sebagai faktor yang mewakili tingkat kematangan siswa dan karena itu memungkinkan dia dapat dididik hendaknya dilihat sebagai komponen perbedaan. Selanjutnya, banyak individu cenderung berbeda tetapi perbedaan itu hanya sedikit dalam kaitannya dengan sifat atau kondisi, jadi mereka berada dalam kelompok sekitar rata-rata dari suatu distribusi. Dengan demikian penyimpangan-penyimpangan mulai berkurang kea rah eksterm.
Garry 1963 (oxendine, 1948 : 317) mengkategorikan perbedaan individual kedalam bidang-bidang berikut :
  1. perbedaan fisik : usia, tingkat, dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan, dan kemampuan bertindak.
  2. perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga dan suku.
  3. perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
  4. perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar.
  5. perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah.

Perbedaan-perbedaan tersebut berpengaruh terhadap perilaku mereka dirumah ataupun disekolah. Gejala yang dapat diamati adalah bahwa mereka menjadi lebih atau kurang dalam bidang tertentu dibandingkan dengan orang lain.
a.   Perbedaan Koognitif
kemampuan koognitif menggambarkan  penguasaan ilmu pengetahuan dan tekhnologi tiap-tiap orang. Pada dasarnya kemampuan koognitif merupakan hasil belajar. Faktor dasar yang  berpengaruh menonjol pada kemampuan koognitif dapat dibedakan dalam bentuk lingkungan alamiah dan lingkungan yang dibuat.
Intelegensi (kecerdasan) sangat mempengaruhi kemampuan koognitif seseorang. Dikatakan bahwa antara kecerdasan dan nilai kemampuan koognitif berkolerasi tinggi dan positif, semakin tinggi nilai kecerdasan seseorang semakin tinggi kemampuan koognitifnya.
b.   Perbedaan Individual dalam Kecakapan Bahasa.
Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupannya. Perkembangan bahasa dan seni merupakan lahan yang subur untuk penelitian bagi para psikolog dan pendidik. Pengaruh-pengaruh dari lingkungan kuluarga tidak hanya terbatas pada pola-pola pikirnya secara dini dan pola mengekspresikan, tetapi juga seluruh kondisi yang ada dirumah, pengaruh-pengaruh tersebut secara berkelanjutan akan terus memperlancar atau sebaliknya menghambat kemajuan berbahasa anak.
c.   Perbedaan dalam Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik atau kecakapan psikomotorik adalah kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja saraf motorik untuk melakukan kegiatan. Kemampuan motorik dipengaruhi oleh kematangan pertumbuhan fisik dan tingkat kemampuan berfikir. Karena kematangan pertumbuhan fisik dan kemampuan berfikir setiap setiap orang berbeda-beda, maka hal itu membawa akibat terhadap kecakapan motorik masing-masing, dan dengan demikian kecakapan motorik setiap individu akan berbeda-beda pula.
d.   Perbedaan dalam Latar Belakang
Perbedaan latar belakang dan pengalaman mereka masing-masing  dapat memperlancar atau menghambat prestasinya, faktor-faktor tersebut kadang-kadang berkembang akibat sikap-sikap anggota keluarga dirumah dan lingkungan sekitar.
e.   Perbedaan dalam Bakat
Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat. Sebaliknya bakat tidak dapat berkembang sama sekali, manakala lingkungan tidak memberikan kesempatan untuk berkembang, dalam artian tidak ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.
f.   Perbedaan dalam Kesiapan Belajar
Sikap apatis, pemalu, dan kurang percaya diri, akibat dari kesehatan  yang kurang baik, cacat tubuh, dan latar belakang yang msikin pengalaman, mempengaruhi perkembangan pemahaman dan ekspresi diri.

C.  Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Individu
Setiap individu pada hakikinya akan mengalami pertumbuhan fisik dan perkembangan nonfisik yang meliputi aspek-aspek intelek, emosi, social, bahasa, bakat khusus, nilai dan moral, serta sikap.
1.   Pertumbuhan Fisik
Petumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan lebih panjang, dan prosesnya terjadi sejak anak sebelum lahir hingga ia dewasa.
a.   Pertumbuhan Sebelum Lahir
Masa sebelum lahir merupakan pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat kompleks, karena pada masa itu merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh dan tersusunnya jaringan saraf yang membentuk system yang lengkap. Pertumbuhan dan perkembangan janin terhenti dan diakhiri saat kelahiran.
b.   Pertumbuhan setelah Lahir
Proses pertumbuhan fisik manusia berlangsung sampai masa dewasa. Sejak lahir sampai dengan umur 25 tahun, perbandingan ukuran badan individu, dari pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal terbentuknya manusia (kehidupan sebelum lahir atau pranata) sampai dengan proporsi yang ideal di masa dewasa.
Pertumbuhan fisik, baik secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi perilaku anak sehari-hari. Secara langsung pertumbuhan fisik seorang anak akan menentukan ketrampilan anak dalam bergerak.

2.  Intelek
Intilek atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan  saraf otak. Pertumbuhan saraf yang telah matang akan diikuti oleh fungsinya dengan baik, dan oleh Karena itu seorang individu juga akan mengalami perkembangan  kemampuan berfikirnya, mana kala pertumbuhan saraf pusat atau otaknya telah mencapai matang. Perkembangan tingkat berfikir atau perkembangan intelek akan diawali dengan kemampuan mengenal yaitu untuk mengetahui dunia luar.
Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan intelek ini ditunjukkan pada perilakunya, yaitu tindakan menolak dan memilih  sesuatu.
Perkembangan koognitif seseorang menurut Piaget (Sarlito, 1991 : 81) mengikuti tahap-tahap sebagai berikut.
  1. Tahap Pertama : masa sensori motor (0.0 – 2.5 tahun)
  2. Tahap Kedua : masa pra-operasional (2.0 – 7.0 tahun)
  3. Tahap Ketiga : masa konkreto prerasional (7.0 – 11.0 tahun)
  4. Tahap Keempat : masa operasional (11.0 – dewasa)

3.   Emosi
Emosi merupakan gejala perasaan desertai dengan perubahan atau prilaku fisik. Seperti marah yang ditunjukkan dengan teriakan suara keras, atau tingkah laku yang lain. Begitu pula sebaliknya seorang yang gembira akan melonjak-lonjak sambil tertawa lebar, dan sebagainya.

4.   Sosial
Manusia mengenal kehidupan bersama, kemudian bermasyarakat atau berkehidupan social. Dalam perkembangannya setiap orang akhirnya mengetahui bahwa manusia itu saling membantu dan dibantu, memberi dan diberi.

5.   Bahasa
Pengetian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan sebagai tanda, gerak, dan suara untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Dengan demikian, dalam berbahasa ada dua pihak yang terlibat, yaitu pihak penyampai isi pikiran dan pihak penerima isi pikiran.

6.   Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Seorang yang memiliki bakat akan cepat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti dalam seni, olah raga, atau ketrampilan.

7.   Sikap, Nilai, dan Moral.
Bloom (woolfolk dan Nicolich, 1984 : 390) mengemukakan bahwa tujuan akhir dari proses belajar dikelompokkan menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaan pengetahuan (koognitif), penguasaan nilai dan sikap (afektif), dan penguasaan psikomotorik.
Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikisnya, anak mulai dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal yang yang boleh dan yang tidak boleh, yang harus dilakukan dan yang dilarang. Menurut Piaget, pada awalnya pengenalan nilai dan prilaku serta tindakan itu masih bersifat “paksaan”, dan anak belum mengetahui maknanya. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan inteleknya, berangsur-angsur anak mulai mengikuti berbagai ketentuan yang berlaku di dalam keluarga. Dan semakin lama semakin luas sampai dengan ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat dan Negara.    

    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar